0
Sisi Hidup - Apa yang ada dalam pikiranmu jika guru di sekolahmu ternyata seorang bintang film porno, dan kamu mau belajar apa dari gurumu itu?  Sosok Guru yang semestinya jadi panutan malah jadi bintang film porno. Beberapa guru di negara Amerika dan Inggris diketehui telah "nyambi" jadi bintang film porno di sela-sela kesibukannya.

Guru sexy sang bintang porno

Para pengajar SMA hingga universitas yang nyambi jadi pemain film pono ini bukannya kepepet kebutuhan ekonomi. Beberapa terjun ke dunia film esek-esek atas motif personal. Ada juga yang agak beda, lama berkecimpung di bisnis film biru, tapi ingin mengabdikan diri sebagai pengajar kemudian.

Lepas dari apakah tindakan mereka patut atau tidak, para guru ini terlanjur sudah menghebohkan dewan sekolah, orang tua murid, dan masyarakat di tempat tinggalnya masing-masing.

Berdasarkan arsip pemberitaan Daily Mail, LA Weekly, serta Tabloid Mirror, berikut beberapa guru paling menghebohkan karena terpergok memiliki kerja sambilan sebagai aktris ataupun aktor film panas:

1. Julia Pink

Julia Pink berkarir sebagai guru sekolah dasar di Jerman selama 17 tahun. Namun karirnya berakhir dengan pemecatan tidak hormat dua tahun lalu.

Tabloid Mirror melaporkan, Sabtu (27/12/2014), Dewan Pembina Yayasan Diakonia Evangelis Jerman yang berpusat di Kota Munich mendapat laporan kalau salah satu staf pengajar mereka itu nyambi sebagai aktris film porno.

Uniknya, aktivitas sambilan Pink terbongkar gara-gara dia menang penghargaan aktris terbaik untuk kategori hardcore, dalam gelaran Venus Award. Sekadar informasi, Anugerah Venus setara gengsinya dengan Penghargaan Oscar untuk film-film Hollywood.

Membaca berita itu, para petinggi yayasan Katolik tempat Pink bekerja meradang. "Dengan tetap mengingat jasanya mengajar murid selama belasan tahun terakhir, yayasan menilai dia sudah tidak cocok bekerja di lembaga pendidikan yang kami kelola," kata salah satu juru bicara gereja.

Pink, berusia 38 tahun, dikenal sebagai sosok guru ramah oleh murid-muridnya. Selain mengajar anak sekolah dasar, dia pun mendidik murid berkebutuhan khusus.

Mantan guru ini belakangan menggugat keputusan Yayasan. Tapi Pengadilan Tata Usaha Jerman menolak permohonan Pink.

"Ada landasan kuat dari yayasan katolik ini memecat guru, karena sudah terlibat dalam industri pornografi. Dan itu bertentangan dari nilai-nilai sekolah," kata Hakim Renate Leier.


2. Kristin Sundman
Seorang guru seni musik di SMA Theodore Roosevelt, Ohio, Amerika Serikat, ketahuan 'nyambi' sebagai aktris porno paruh waktu di dunia maya. Pria hidung belang mengenalnya lewat akun MelodyXXXtune.

Wanita bernama Kristin Sundman ini dipaksa mengundurkan diri oleh Dewan Sekolah ketika kehidupan rahasianya itu terbongkar tahun lalu.

Beberapa adegan porno yang dilakoninya semisal berpose bugil ketika mandi, masturbasi, dan aksi bercinta yang direkam secara amatir. Semua adegannya dijual lewat Internet.

"Guru ini adalah sosok yang baik dan juga pekerja yang hebat. Namun aksi negatif yang dia perankan sangat jauh dari karakternya," ucap George Joseph, Anggota Dewan Pengawas Sekolah, seperti dikutip dari laman Mirror, Jumat (17/9/2015).

Lebih jauh Joseph mengatakan bila murid-murid 'aman' dari tindak-tanduk sang guru seni musik itu sebagai aktris film porno. Tidak diketahui apakah adegannya dilakukan bertepatan pada jam sekolah.

Setelah mengundurkan diri, Sundman mengantongi pesangon USD 50 ribu (setara Rp 720,5 juta) sebagai kompensasi atas pengabdiannya menjadi di sekolah itu selama delapan tahun.


3. Stacie Halas
SMP Richard B. Haydock di Kota Oxnard, California, Amerika Serikat pada 2012 geger. Beberapa murid menemukan video mengejutkan. Sang guru IPA bernama Stacie Halas main film porno. Kasak-kusuk pun beredar.

Laporan murid sampai ke telinga kepala sekolah Jeff Chancer. Ibu guru 31 tahun itu lantas mengaku kalau memang dulu sempat terlibat industri pornografi selama sembilan bulan. Dewan Sekolah akhirnya membebastugaskan Halas.

Salah satu panel dewan pengawas menilai Halas mungkin punya niat mulia mendidik. Tapi masa lalu itu akan selalu mempengaruhi penilaian peserta didik.

"Meski karier pornografinya telah berakhir, materi pornografinya di Internet akan terus menghalangi dia untuk menjadi seorang guru yang efektif dan dihormati," kata Julie Cabos-Owen yang menyidang Halas.

Kuasa hukum Halas sempat menggugat, namun kasus ini akhirnya berhenti begitu saja.

Post a Comment

 
Top