Sisi Hidup - Baru-baru ini Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengumumkan bahwa ada sekitar 9 merek pembalut dan 7 merek pantyliner yang ditemukan mengandung zat klorin berbahaya beredar di pasaran Indonesia.
Sifat klorin yang sangat reaktif akan sangat mudah bagi klorin untuk bereaksi dengan senyawa lain dan membentuk senyawa-senyawa baru seperti senyawa organoklorinyang merupakan senyawa toksik (bersifat racun) yang menimbulkan efek karsinogen bagi manusia.
Secara umum, Senyawa organoklorin yang dihasilkan dari reaksi zat klorin dapat menimbulkan gangguan sistem kekebalan tubuh, merusak hati, dan ginjal, gangguan pencernaan, gangguan sistem syaraf (neorogical), menyebabkan kanker, gangguan sistem reproduksi dan keguguran.
Zat klorin yang terdapat pada pembalut, pantyliner dan tampon akan sangat mudah bereaksi terutama pada organ genital yang bersifat asam, sehingga klorin digolongkan sebagai karsinogen atau zat pemicu kanker termasuk kanker serviks. Selain itu, Zat tersebut juga dapat memicu beberapa penyakit diantaranya adalah keputihan, gatal-gatal, iritasi dan Pelvic Inflammatory disease (PID) atau radang panggul. Penyakit tersebut dapat menimbulkan masalah-masalah reproduksi, salah satunya adalah endometriosis yang bisa memicu kemandulan.
Dari hasil temuan YLKI, terdapat 9 merek pembalut yang mengandung klorin tinggi antara 5-55 ppm diantaranya adalah:
Melihat dari bahaya yang ditimbulkan oleh zat klorin tersebut, YLKI menyarankan agar para wanita menggunakan pembalut berklorin rendah atau menggunakan pembalut dari kain.
"Kami mengimbau kepada masyarakat agar memilih pembalut dan pantiliner dengan kandungan klorin yang rendah, atau kembali menggunakan pembalut dari kain. Selain lebih aman karena tidak mengandung klorin, pembalut kain juga lebih ramah lingkungan," ujar Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi.
Sifat klorin yang sangat reaktif akan sangat mudah bagi klorin untuk bereaksi dengan senyawa lain dan membentuk senyawa-senyawa baru seperti senyawa organoklorinyang merupakan senyawa toksik (bersifat racun) yang menimbulkan efek karsinogen bagi manusia.
Merek pembalut mengandung klorin |
Secara umum, Senyawa organoklorin yang dihasilkan dari reaksi zat klorin dapat menimbulkan gangguan sistem kekebalan tubuh, merusak hati, dan ginjal, gangguan pencernaan, gangguan sistem syaraf (neorogical), menyebabkan kanker, gangguan sistem reproduksi dan keguguran.
Zat klorin yang terdapat pada pembalut, pantyliner dan tampon akan sangat mudah bereaksi terutama pada organ genital yang bersifat asam, sehingga klorin digolongkan sebagai karsinogen atau zat pemicu kanker termasuk kanker serviks. Selain itu, Zat tersebut juga dapat memicu beberapa penyakit diantaranya adalah keputihan, gatal-gatal, iritasi dan Pelvic Inflammatory disease (PID) atau radang panggul. Penyakit tersebut dapat menimbulkan masalah-masalah reproduksi, salah satunya adalah endometriosis yang bisa memicu kemandulan.
Dari hasil temuan YLKI, terdapat 9 merek pembalut yang mengandung klorin tinggi antara 5-55 ppm diantaranya adalah:
No | Nama Produk | Produsen | Kadar Klorin |
1 | Charm | PT.Uni-Charm Indonesia | 54,73 ppm |
2 | Nina Anion | PT. Panca Talentamas | 39,2 ppm |
3 | My Lady | PT. Sehat Anugerah Perkasa | 24,44 ppm |
4 | VClass Ultra | PT. Softex Indonesia | 17,74 ppm |
5 | Kotex | PT. Kimberly-Clark Indonesia | 8,23 ppm |
6 | Hers Protex | PT. Multi Duta Utari | 7,93 ppm |
7 | Laurier | PT.KAO Indonesia | 7,77 ppm |
8 | Softex | PT. Softex Indonesia | 7,3 ppm |
9 | Softness Standart Jumbo Pack | PT Softness Indonesia Indah | 6.05 ppm |
Melihat dari bahaya yang ditimbulkan oleh zat klorin tersebut, YLKI menyarankan agar para wanita menggunakan pembalut berklorin rendah atau menggunakan pembalut dari kain.
"Kami mengimbau kepada masyarakat agar memilih pembalut dan pantiliner dengan kandungan klorin yang rendah, atau kembali menggunakan pembalut dari kain. Selain lebih aman karena tidak mengandung klorin, pembalut kain juga lebih ramah lingkungan," ujar Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi.
Post a Comment