0
Sisi Hidup - Baru-baru ini Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengumumkan bahwa ada sekitar 9 merek pembalut dan 7 merek pantyliner yang ditemukan mengandung zat klorin berbahaya beredar di pasaran Indonesia.

Sifat klorin yang sangat reaktif akan sangat mudah bagi klorin untuk bereaksi dengan senyawa lain dan membentuk senyawa-senyawa baru seperti senyawa organoklorinyang merupakan senyawa toksik (bersifat racun) yang menimbulkan efek karsinogen bagi manusia.

Merek pembalut mengandung klorin
Merek pembalut mengandung klorin

Secara umum, Senyawa organoklorin yang dihasilkan dari reaksi zat klorin dapat menimbulkan gangguan sistem kekebalan tubuh, merusak hati, dan ginjal, gangguan pencernaan, gangguan sistem syaraf (neorogical), menyebabkan kanker, gangguan sistem reproduksi dan keguguran.

Zat klorin yang terdapat pada pembalut, pantyliner dan tampon akan sangat mudah bereaksi terutama pada organ genital yang bersifat asam, sehingga klorin digolongkan sebagai karsinogen atau zat pemicu kanker termasuk kanker serviks. Selain itu, Zat tersebut juga dapat memicu beberapa penyakit diantaranya adalah  keputihan, gatal-gatal, iritasi dan Pelvic Inflammatory disease (PID) atau radang panggul. Penyakit tersebut dapat menimbulkan masalah-masalah reproduksi, salah satunya adalah endometriosis yang bisa memicu kemandulan.

Dari hasil temuan YLKI, terdapat 9 merek pembalut yang mengandung klorin tinggi antara 5-55 ppm diantaranya adalah:

No Nama Produk Produsen Kadar Klorin
1 Charm PT.Uni-Charm Indonesia 54,73 ppm
2 Nina Anion PT. Panca Talentamas 39,2 ppm
3 My Lady PT. Sehat Anugerah Perkasa 24,44 ppm
4 VClass Ultra PT. Softex Indonesia 17,74 ppm
5 Kotex PT. Kimberly-Clark Indonesia  8,23 ppm
6 Hers Protex PT. Multi Duta Utari  7,93 ppm
7 Laurier PT.KAO Indonesia  7,77 ppm
8 Softex PT. Softex Indonesia  7,3 ppm
9 Softness Standart Jumbo Pack PT Softness Indonesia Indah  6.05 ppm

Melihat dari bahaya yang ditimbulkan oleh zat klorin tersebut, YLKI menyarankan agar para wanita menggunakan pembalut berklorin rendah atau menggunakan pembalut dari kain.

"Kami mengimbau kepada masyarakat agar memilih pembalut dan pantiliner dengan kandungan klorin yang rendah, atau kembali menggunakan pembalut dari kain. Selain lebih aman karena tidak mengandung klorin, pembalut kain juga lebih ramah lingkungan," ujar Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi.

Post a Comment

 
Top