0
Sisi Hidup - Sebelumnya, YLKI mengumumkan temuan klorin berbahaya yang terkandung dalam 9 merek pembalut dan 7 pantyliner. YLKI menyatakan bahwa temuannya itu bisa membahayakan kesehatan akibat zat dioksin yang dihasilkan, terutama bagi kesehatan organ sensitif wanita.

Peneliti YLKI Arum Dinta mengatakan, sampel sembilan merek pembalut dan tujuh merek pantyliner dikumpulkan pihaknya. “Hasilnya, semua merek pembalut dan pantyliner mengandung klorin. Hanya kadarnya berbeda-berbeda antara 5 sampai dengan 55 ppm,” ujarnya saat konferensi pers YLKI mengenai 'Hasil Uji YLKI: Pembalut dan Pantylliner mengandung Klor', di Jakarta, Selasa (7/7).

Maura Sitanggang saat konferensi pers terkait bahaya klorin pada pembalut
Maura Sitanggang saat konferensi pers terkait bahaya klorin pada pembalut
Dioxin merupakan hasil sampingan dari proses bleaching (pemutihan) yang digunakan pada pabrik kertas, termasuk pembalut hasil daur ulang dari barang bekas, misalnya kertas koran, karton, kardus, serbuk kayu yang didaur ulang dan lain-lain.

Kekhawatiran tersebut dipicu oleh keluhan masyarakat tentang adanya gejala iritasi akibat pemakaian pembalut. Di sisi lain fakta menyebutkan bahwa bahaya dioksin dapat menyebabkan kanker serviks.

Di Amerika, FDA (Lembaga BPPOM Amerika) sangat konsen terhadap masalah ini. Lembaga tersebut mengharuskan setiap produsen pembalut, tampon dan pantyliner untuk memberikan informasi proses pemutihan (bleaching) yang dilakukan, dan menetapkan standar pemutihan menjadi 2 yaitu:

1. Chlorine-Free (ECF)
Yaitu peroses pembutihan dengan tidak menggunakan elemen gas klorin melainkan chlorine dioxide dan dinyatakan bebas dioksin.

2. Totally Chlorine-Free (TFC)
Yaitu proses pemutihan yang benar-benar tidak menggunakan senyawa klorin melainkan Hidrogen Peroksida

Secara rutin mereka melakukan pemantauan tingkat kandungan dioksin dengan batas 0,1 sampai 1 bagian per trillion. Jumlah itu jauh berbeda dengan hasil temuan YLKI pada pembalut di Indonesia yang mencapai hampir 55 bagian per sejuta (ppm).

Menurut Dokter Spesialis Kandungan, dr Iswan Syarif, SpOG (KFM), penggunaan pembalut berklorin ini tentu berbahaya bagi wanita yang memakainya. Kemungkinan wanita terjangkit infeksi vagina adalah 83 persen dimana 62 persenya memakai pembalut wanita yang tidak berkualitas.

“Jika  infeksi bertambah  parah bisa menyebabkan infeksi saluran kemih yang dapat mengganggu kerjanya ginjal,” ungkapnya kepada ROL, Rabu (8/7). www.republika.co.id

Data lain dari WHO mengatakan bahwa adanya peningktan jumlah penderita kanker serviks yang mencapai 15.000 kasus setiap tahunnya dan menempatkan sebagai peringkat nomor 1 penyakit yang paling membunuh di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Kesehatan memastikan bahwa pembalut yang beredar di Indonesia aman digunakan karena telah melalui proses pemantauan yang ketat. Menurut Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, klorin tidak menjadi penyebab penyakit kanker. Sementara dioksin bisa mempengaruhi beberapa organ dan sistem tubuh setelah masuk ke tubuh melalui proses penguapan.

“Zat Dioksin akan dilepaskan melalui proses penguapan dengan suhu sangat tinggi, yaitu 446,5 derajat celcius. Jadi, bagaimana dioksin bisa menguap (dalam pemakaian pembalut dan pantyliner),” katanya di Jakarta, Rabu (8/7).

Nila juga membantah temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengenai sembilan merek pembalut dan tujuh merek pantyliner mengandung klorin. “Berdasarkan data kami, semua merek itu sudah memiliki izin edar. Berarti oke dong,” katanya.

Namun demikian, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Indonesia Maura Sitanggang mengakui, kalau mengacu kepada SNI 16-6363-2000 untuk pembalut memang belum ada persyaratan ambang batas kandungan klorin. Ia lebih berpatokan bahwa dioxin baru akan menguap dan berbahaya jika mendapat pemanasan.

"Kalau ada reaksi gatal atau iritasi, sebetulnya sensitifitas orang berbeda-beda. Yang jelas pembalut yang beredar tersebut aman digunakan. Tetapi memang dianjurkan untuk tidak terlalu lama memakai pembalut, harus sering-sering diganti," tambah Maura.

Namun demikian, sebagai konsumen kita berhak mendapatkan produk pembalut yang sehat. Oleh karenanya, yuk ikuti artikel selanjutnya tentang ciri-ciri pembalut yang sehat.


Sumber:
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/15/07/08/nr55jz-pembalut-berklorin-juga-picu-gangguan-ginjal
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/07/08/nr65pz-pembalut-klorin-menkes-semua-merek-itu-oke
http://www.fda.gov/MedicalDevices/Safety/AlertsandNotices/PatientAlerts/ucm070003.htm

Post a Comment

 
Top