0
Sisi Hidup - Penyelidikan kasus pembunuhan dan pemerkosan bocah cilik Angeline terus berlanjut. Publik masih belum puas jika dinyatakan bahwa pelaku hanya satu oarang yaitu Agus Tai Hamambai (26).
Ilustrasi hantu anak kecil
Ilustrasi
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Aris Merdeka Sirait, mengungkapkan bahwa Tidak mungkin hanya Agus yang melakukan.

"Saya yakin ini kasus ini adalah sebuah persekongkolan jahat," tegas Sirait.

Margareith diduga terlibat dalam persengkongkolan tersebut.

"Pasti ada aktor lain, pasti ada itu," yakinnya.

Sedangkan Ipung, Ibu kandung Angeline, meyakini adanya hubungan antara temuan barang bukti berupa tali gorden dan sprei dengan persekongkolan seisi penghuni rumah tersebut.

"Begini mas, kondisi rumah tertutup dan tidak ada yang bisa keluar masuk dengan mudah. Keberadaan barang bukti tali korden yang mirip dengan korden di kamar Margareith, kamar atau ruang lain tidak ada korden. Satu lagi ada yang menjanggal bad cover warna putih, apakah mungkin Agus pakai bad cover? Agus pembantu loh. Kami yakin itu bad cover bukan sprei biasa, toh aneh kalau Agus pakai sprei putih," ungkap Ipung.

Di pihak lain Agus mengungkapkan penjelasannya tentang misteri sprei dan tali tersebut. Menurutnya tali dan boneka yang ada di jenazah tersebut sengaja dilakukan untuk menghindari kejaran arwah korban.

"Kata Agus, hal ini merupakan kebiasaan yang dilakukan di tanah kelahirannya," kata Pengacara pendamping Agus yang bernama Haposan Sihombing di Polresta Denpasar, Jumat (12/6/2015).

Namun, menurut pengakuan Agus meski sudah mengikat leher Angeline dan menaruh boneka di jenazah di jasad anak tersebut, Agus mengaku sempat dikejar-kejar oleh arwah anak mantan majikannya tersebut.

"Dalam sebuah tidurnya katanya ia sempat dikejar-kejar oleh jenazahnya," kata Haposan.

Sedangkan sprei yang digunakan untuk membungkus mayat korban menurut pengakuan Agus didapatnya dari luar ruangan yang digunakan oleh pelaku untuk membungkus mayat korban.

"Jadi itu yang kita dapatkan dari Agus mengenai asal tali dan sprei yang digunakan untuk membungkus mayat korban," katanya.

Sementara itu, margareith yang sementara ini dibebaskan karena belum ada cukup bukti sempat menjalani pemeriksaan mental. Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi selama tiga jam terhadap Margareith di Polresta Denpasar, Rabu (10/6/2015) malam lalu, dr. Lely Setyawati menyatakan adanya kelainan jiwa dalam diri wanita berumur 50 tahun itu.
Ilustrasi psikopat
Ilustrasi psikopat

"Ya, hasil pemeriksaan memang dia psikopat," kata Lely, kemarin.

Selama pemeriksaan di Polresta Denpasar, Margareith selalu menjawab dengan nada tinggi dan sesekali menangis.


Baca juga: Agus dibayar 2 M untuk membunuh Angeline

Post a Comment

 
Top