0
Sisi Hidup - Dalam sebuah acara Indonesia Lawyer Club yang disiarkan secara live baru saja diungkap beberapa fakta di balik kematian Angelie. Dari beberapa pernyataan saksi menyebutkan bahwasanya kekerasan terjadi terjadi terhadap Angeline sejak lama.

Karni Ilyas dalam ILC
Karni Ilyas dalam ILC
(Lihat Tayangan TV One di sini: Live Streaming TV One)
Seorang saksi yang masih kerabat Margreit bernama Erik mengatakan dia sering menyaksikan perlakuan kasar yang lebih mengarah penyiksaan. Menurutnya perlakuan kasar itu terjadi hampir setiap hari bahkan tambahnya kejadian itu bisa tiga sampai empat kali sehari.

"Selama saya tinggal di sana saya menyaksikan ketika Angeline dipanggil saat sedang main dan telat datang selalu dimarahi dan ditarik rambutnya. Saya sampai hafal apa yang dikatakan Ibu Margreit: "Kamu sudah saya kasih makan, saya kasih hidup tapi tidak terima kasih. God Damn it!!"" Terang Erik.

Seorang saksi lain yang tinggal kost di rumah Margreit dan bersebelahan dengan tempat tinggal Agus mengatakan jika dia pernah melihat Agus memindahkan tanah yang baru digali dengan menggunakan troli 2 minggu sebelum berita hilangnya Angeline.

"Saya tinggal kost di rumah Ibu Margreit sebelahan dengan Agus. Saya memang jarang di rumah, kalau pun pulang hanya sekedar untuk istirahat. Saya memang tidak pernah melihat secara langsung kekerasan terhadap Angeline. Tetapi saya sering mendengar Ibunya marah teriak malam-malam sekitar jam 11-an. 2 Minggu sebelum berita kehilangan Angeline saya pernah melihat Agus memindahkan tanah yang kelihatannya maru digali dengan menggunakan troli. tapi saya tidak pernah berani menanyakan itu. karena saya pikir Agus tidak akan melakukan itu kalau tidak disuruh. Pasti Agus disuruh majikannya untuk memindahkan itu. Jadi saya biarkan saja karena itu pekerjaannya" Katanya.

Namun dari pihak keluarga Margreit mencoba memberikan jawaban jika sebetulnya mereka sekeluarga pun merasa kehilangan. Menurutnya, mereka sekeluarga sangat menyayangi Angeline. Hal itu didasarkan pada kesaksiannya selama tinggal di rumah Margreit selama 2 minggu. Bahkan Margreit sempat melakukan pencarian hingga ke rumah makan yang jauhnya ditempuh dalam waktu 1,5 jam.

"Margreit mengajak kami untuk mencari Angeline karena mendapat berita katanya ada anak mirip angeline di rumah makan. lalu kami datangi tempat itu meski harus menempuh 1,5 jam. Sesampainya di sana Margreit tidak selera makan. Ia hanya melihat-lihat sekeliling mencari CCTV. Barangkali ada rekaman jika Angeline pernah ke tempat itu." Cerita kakak ipar Margreit.

Dia juga berusha menepis kesaksian Erik yang dinilai menyudutkan keluarga mereka. Ada hal lucu di sela-sela penyanggahan itu. Pasalnya, pihak keluarga mencoba menafikkan kebenaran kesaksian Erik dengan mengatakan bahwa Erik bukanlah orang yang jujur.

"Erik itu memang orangnya rajin. tetapi dia kurang jujur dalam masalah keuangan." pungkas dia.

Bang karni selaku moderator tergelitik untuk mengupas keterangan itu lebih dalam. Karena jika benar Erik itu tidak jujur, kemungkinan kesaksiannya itu tidak benar. Lantas pertanyaan pun terlontar:

"Ibu pernah di bantu Erik kapan? Apa Erik pernah bekerja untuk Ibu? Dari mana Ibu tahu jika Erik itu rajin? Lalu atas dasar apa ibu mengatakan Erik tidak jujur dalam masalah keuangan. Apakah Ibu tinggal di Rumah Ibu Margreit juga?"

Pertanyaan itu pun tidak bisa dijawab. Entah karena tidak mengerti atau dia salah menyusun cerita? Kemungkinan pernyataan itu akan diperdalam oleh piha kepolisian.

Sedangkan di posisi lain, Haposan Selaku pengacara pendamping Agus menyampaikan kesaksian Agus. Menurutnya Agus sempat mencurahkan ungkapannya secara pribadi yang mengatakan bahwa pembunuh itu sebenarnya Ibu Margreit.

"Di hari pertama Agus memang pernah mengatakan bahwa dia yang melakukan pembunuhan denga dijanjikan imbalan uang. Namun pernyataan itu kemudian dicabutnya dengan alasan jika saat itu dia merasa tertekan. Lantas ia menceritakan ungkapan secara pribadi. Menurutnya yang melakukan pembunuhan itu adalah Margreit. Dia justru hanya menyaksikannya setelah mendengar teriakan "mama... tolong lepaskan..."Tetapi ketika ia sampai Angelin sudah terkapar. Lantas ia diancam untuk diam atau mati. Lalu ia disuruh memperkosa Angeline tapi tidak mau. Akhirnya Margreit menyuruhnya membuka baju dan celananya. karena tidak mau membuka celana di hadapan majikan akhirnya Agus pergi mengambil celana ganti dan sprei untuk membungkus Angelin. Lantas baju dan celana Agus dibungkus bersama mayat Angeline dan bonekanya. Jika memang dia sendiri pelakunya mana mungkin dia mau meninggalkan jejak dengan menguburkan bajunya bersama korban?" Papar Haposan.

Mendenga semua cerita itu, Ratna Sarumpaet mengatakan bahwa disamping tindak kekerasan, akar dari masalah ini adalah kemiskinan. Jika tidak miskin mungkin Angeline tidak akan diserahkan pada orang lain oleh keluarganya dan mungkin Angeline masih hidup sekarang. Ini tentu ada kaitannya dengan pemerintahan bangsa kita. Sudah sepatutnya pemerintah serius memikirkan masalah kemiskinan. Stop membuat kebijakan-kebijakan yang membuat rakyat jadi miskin.

Ko bisa nyambung ke kebijakan pemerintah ya? Hemmm... mungkin maksud Bu Ratna itu kebijakan kenaikan BBM barangkali ya? (red).

Post a Comment

 
Top